Jatuh

Januari 22, 2016

Saya ga tau harus menunggu sejauh apa. Jika benar ini rumah, kamu akan pulang. Tanpa pernah saya minta. Bukan. Bukan tentang siapa yang terus ada bersama saya saat ini. Bukan tentang kenapa saya masih kuat di saat itu. Tapi tentang siapa yang membuat saya merasa ada di rumah. Dan, nyatanya saya ga pernah menemukan tempat yang lain. Yang sekuat ini menimbulkan gejolak.

Seharusnya, kamu membaca ini karena sesungguhnya ini untuk kamu. Harus kamu tahu, saya pergi. Saya pergi tanpa kamu pernah duduk bercengkrama dengan saya. Bahkan saya tidak sempat membukakan pintu untuk kamu. Maaf, bukan tidak sempat, tapi saya tidak ingin.

Saya tidak ingin kamu kecewa, saya bukan siapa-siapa. Saya pergi lebih dahulu, mencari perlindungan terbaik. Bukan masalah tega atau tidak, bukan juga masalah yang lain. Ini untuk kamu, menjauhkan kamu dari segala rasa kecewa. Saya akan ada, sebagaimana tugas saya di sini setelah itu saya akan hilang.

Cukup kamu tahu, saya tidak trauma. Saya bukan takut, saya hanya tidak ingin memutuskan tempat yang salah lagi.

Jangan kamu yang jatuh kepada saya, tapi buat saya jatuh sejatuh-jatuhnya terhadap kamu. Ingatkan saya kalau kamu ada ketika saya perlu kamu, itu sudah cukup. Dengan itu semua, saya sadar bahwa jatuh itu sakit, dan.. saya tidak akan membuat kamu sakit.



***


Hallo, ga lagi sendu dan mendayu kok. Kebetulan nemu draft ini, dua draft yang akhirnya disatukan. Ini draft super lama, tahun lalu. Lagi mau nulis, tapi gatau mau nulis apa. Mau ngepost, tapi ga layak untuk dipost tapi akhirnya dipost juga sih. Wassalamualaykum!

You Might Also Like

0 komentar