Karena tidak tidur.

Juni 19, 2017

Belakangan saya ngerasa apa yang saya dapet (bekal dan ilmu) sekarang itu ga cukup, tapi saya buntu dengan usaha-usaha saya buat ngerealisasiin semua yang saya mau dan ada di bucket list hidup saya. Target-targetnya melesat dari tanggal. Melihat ke atas itu limitless, ga pernah ada puasnya, dan itu yang lagi saya alami. Kenapa ya saya gampang banget buat maafin diri saya dan kecerobohan-kecerobohan hidup saya yang bikin semua kesalahannya terulang.

When you are so tired of things you never capable to explain.

Retorik. Pernah ga ngerasa usaha yang kamu lakuin tuh sia-sia karena prinsip yang beda. Setinggi-tingginya tembok yang pernah saya temui adalah prinsip. Saya berulang kali mundur dari medan perang karena tembok ini, saya emang searogan itu kalo masalah prinsip hidup. Itu nyawa, ga bisa diganggu gugat. Tapi, pernah ga mengulang kesalahan karena kamu merubah struktur tembok itu? Mungkin, kamu mengurangi campurannya; temboknya aus. Kuatnya tidak mampu menahan gaya yang menerpa. Analoginya sesederhana itu. Sayang, hidup ga segampang bikin analogi.

sembilu yang dulu biarlah berlalu,
bekerja bersama hati
kita ini insan
; bukan seekor sapi
- Fourtwnty, Zona Nyaman

You Might Also Like

0 komentar